BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setelah
memahami sistem informasi dan riset pemasaran serta segmentasi dalam pemasaran,
maka timbulah bagaimana kajian tentang mengukur dan meramalkan pasar. Pasar
yang adalah tempat terjadinya interaksi permintaan dan penawaran antara penjual
dan pembeli. Untuk terjun ke pasar, suatu perusahaan harus mempersiapkan
ramalan penjualan yang akurat. Ramalan digunakan departemen keuangan untuk
meningkatkan kas yang diperlukan untuk investasi dan operasi.
Dalam
mengukur dan meramalkan pasar baik dalam
pasar secara umum maupun dalam pemasaran produk-produk bank. Ada beberapa hal
yang sangat penting untuk di amati. Dalam pengamatan mengukur dan meramalkan
pasar manajemen berperan sangat penting.
1.2
Rumusan Masalah
·
Konsep
utama apa yang terdapat dalam pengukuran dan peramalan pasar ?
·
Bagaimana
mengestimasi
permintaan pasar saat ini ?
·
Bagaimana
mengestimasi
permintaan di masa datang ?
·
Bagaimana konsep mengukur dan meramalkan
pemasaran bank ?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini, yakni :
·
Memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Manajemen Perbankan
·
Menambah
pengetahuan serta wawasan mengenai Mengukur dan meramalkan Pasar secara umun
dan mengukur dan meramalkan dalm pemasaran perbankan
·
Memberikan
gambaran tentang Mengukur dan meramalkan Pasar secara umun dan mengukur dan
meramalkan dalm pemasaran perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. MENGUKUR DAN MERAMALKAN PASAR
Istilah “Direct Marketing“ dewasa ini sepertinya
membangkitkan keragaman kesan rahasia di dalam pemikiran para manajer yang
bertanggung jawab menerapkan program-program pemasaran dan penjualan. Pemasaran langsung (direct
marketing) bisa menjadi alat ukur kinerja pemasaran produk atau jasa yang kita
hasilkan dan berhubungan secara langsung dengan profitabilitas. Kata kunci
dalam memproduksi suatu kampanye yang menguntungkan adalah perencanaan.
Perencanaan merupakan hal mutlak yang perlu kita lakukan
dalam mengembangkan rencana pemasaran yang komprehensif, jika kita ingin
mencapai baik kinerja maupun profitabilitas. Sebagai seorang Direct Marketer
(Pemasar Pemasaran Langsung), sangatlah penting untuk selalu ingat bahwa asset
paling penting yang kita miliki bukan ‘Produk‘, tetapi ‘Pelanggan‘, juga bukan
‘Pembelian’ tetapi ‘ Pembeli’ . Perencanaan yang baik haruslah dapat digunakan
untuk membantu kita mengenali pasar-pasar sasaran khusus kita dan memberikan
pemahaman yang jelas sekali tentang kebutuhan dan sikap mereka. Untuk melakukan
ini kita perlu :
- Lakukan penelitian pasar tentang pelanggan kita pada saat ini untuk menentukan apa yang mereka senangi/tidak senangi dalam berurusan dengan organisasi kita dan bagaimana mereka merasakan produk atau jasa kita.
- Buat analisis sifat-sifat dasar para pelanggan kita yang ada pada saat ini untuk mengetahui apa yang mereka miliki pada umumnya.
- Tentukan siapa yang paling menikmati manfaat dari penggunaan produk atau jasa kita.
Sasaran kegiatan-kegiatan tersebut adalah pasar yang ingin
kita capai, apakah itu business to
business ( untuk industri ) atau kepada konsumen. Dari uraian diatas kita
dapat mengetahui bahwa pasar adalah para pelanggan potensial dan
pelanggan-pelanggan yang sudah ada. Masing-masing kelompok diperlakukan berbeda
dan masing-masing masuk ke dalam tempat kedudukannya yang istimewa di dalam
siklus penjualan kita.
Segmen pelanggan potensial dan pelanggan yang sudah ada yang
kita pilih untuk dijadikan sasaran ditentukan oleh target yang telah kita
tetapkan dalam perencanaan. Misalnya, bila target kita adalah meningkatkan
besarnya perkiraan, sasaran yang jelas adalah segmen data pelanggan yang ada
yang mempunyai potensi pertumbuhan terbesar. Dalam perencanaan ada beberapa hal
strategis yang harus dilakukan, hal tersebut berhubungan erat dengan success
produk/jasa kita di pasar, yaitu ;
- Produk /Jasa
Pastikan bahwa cara mendapatkan dan menggunakan produk/jasa
kita dijelaskan dengan tepat kepada pelanggan, demikian juga
manfaat-manfaatnya. Jangan mengaburkan bentuk produk/jasa dengan manfaat.
Rincilah apa yang istimewa atau unik tentang produk/jasa kita dan bagaimana
produk/jasa tersebut akan memberi manfaat kepada orang atau organisasi yang
ingin kita raih.
- Penawaran
Penawaran mungkin hanyalah salah satu unsur strategi, akan
tetapi dapat berpengaruh besar pada hasil-hasil yang akan kita capai. Penawaran
kita bukanlah hal apa-apa, hanya sebuah usulan yang memuaskan keinginan pokok
pembeli/pelanggan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih untuk uang mereka.
Penawaran yang tepat dapat memberi sumbangan sampai 40 % kearah tercapainya
hasil-hasil kampanye kita. Penawaran itu harus sesuai dan layak untuk pasar
sasaran kita, semakin cepat pasar sasaran kita memahami apa penawaran yang kita
tawarkan dan apa yang terkandung didalamnya bagi mereka, akan semakin besar
peluang mencapai keberhasilan.
- Media
Apa cara paling efisien dan efektif, biaya yang untuk
mencapai orang atau orang-orang yang perlu anda raih ? apakah dengan
menggunakan iklan tercetak di surat kabar atau majalah, atau mungkin melalui televisi
atau radio, atau bahkan melalui Direct Mail. Ini merupakan bidang yang akan
ditentukan oleh anggaran belanja dan pengetahuan kita tentang siapa yang harus
kita raih.
- Pelaksanaan yang kreatif
Strategi yang kreatif harus merupakan bagian yang fleksibel.
Kita harus melangkah maju dengan satu-satunya cara ini bila unsur lain dari
rencana tersebut telah dirumuskan dengan jelas.
- Penentuan Waktu
Sering kali cara yang paling baik untuk menyusun hal ini
adalah menggunakan batas waktu khusus yang dipaksakan kepada kita karena sifat
produk atau jasa yng kita promosikan. Sebagai contoh, bila kita
menyelenggarakan seminar, titik awal kita adalah tanggal pelaksanaan seminar
tersebut dan kita harus mengerjakannya dengan berjalan mundur dari titik awal
tersebut.
2.1.1 Pengukuran Pernintaan Pasar
Pengukuran permintaan pasar adalah volume
total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu dalam wilayah geografis
tertentu dalam periode waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu di bawah
program pemasaran tertentu.
Konsep-konsep
dalam pengukuran permintaan:
2.1.1.1 Permintaan Pasar
Permintaan pasar bukan merupakan angka yang tetap, melainkan
merupakan fungsi dari sejumlah kondisi tertentu. Karena alasan itu, permintaan
pasar dapat disebut fungsi permintaan pasar.
Adalah penting untuk menekankan bahwa fungsi permintaan pasar bukan
gambaran permintaan pasar alternatif dari waktu ke waktu. Melainkan, kurva itu
menunjukkan ramalan permintaan pasar terbaru akibat dari berbagai alternatif
level usaha pemasaran industri yang mungkin dalam periode terkini.
2.1.1.2
Permintaan Perusahaan
Permintaan perusahaan adalah estimasi pangsa permintaan pasar
perusahaan tersebut pada sejumlah level alternatif usaha pemasaran perusahaan
pada periode waktu yang sudah tertentu. Pangsa permintaan pasar suatu
perusahaan bergantung pada bagaimana produk, pelayanan, harga, komunikasi, dan
aspek lain di perusahaan tersebut dipandang oleh konsumen bila dibandingkan
dengan para pesaingnya. Bila hal-hal lainnya sama, pangsa pasar perusahaan akan
bergantung pada ukuran dan efektivitas pengeluaran pasarnya bila dibandingkan
dengan pengeluaran para pesaingnya.
2.1.1.3
Ramalan Penjualan Perusahaan
Setelah para pemasar membuat estimasi permintaan perusahaan, tugas
mereka selanjutnya adalah memilih level usaha pemasaran. Level yang dipilih itu
akan menghasilkan level penjualan yang diharapkan. Ramalan penjualan perusahaan
adalah level penjualan perusahaan yang diharapkan, yakni yang dihitung
berdasarkan rencana pemasaran yang dipilih dan lingkungan pemasaran yang
diasumsikan.[1]
2.1.2
Mengestimasikan Permintaan saat ini
Kita sekarang siap mengkaji sejumlah metode praktis guna
mengestimasi permintaan pasar terkini. Para eksekutif pemasaran ingin
mengestimasi potensi pasar total, potensi pasar wilayah, dan penjualan industri
total serta pangsa pasar.
2.1.2.1
Potensi Pasar Total
Potensi pasar total adalah jumlah penjualan maksimum yang mungkin
tersedia bagi seluruh perusahaan pada industri tertentu selama periode yang
sudah tertentu, bila sudah diketahui level usaha pemasaran industri dan kondisi
lingkungannya. Cara umum untuk mengestimasi potensi pasar total adalah sebagai berikut:
Q= nqp
Dimana:
Q= potensi
pasar total
n= jumlah pembeli produk atau dalam pasar tertentu berdasarkan asumsi
yang ditetapkan.
q= jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli
p= harga unit rata-rata[2]
2.1.2.2
Potensi Pasar Wilayah
Perusahaan-perusahaan menghadapi masalah dalam memilih wilayah
terbaik dan mengalokasikan anggaran pemasaran mereka secara optimal ke berbagai
wilayah tersebut. Karena itu mereka perlu mengestimasi potensi pasar sejumlah
kota, negara bagian, dan negara yang berbeda-beda. Ada dua metode utama yang
digunakan untuk menilai potensi pasar wilayah: metode pembentukan pasar (the market-buildup method), yang
digunakan khususnya oleh para pemasar bisnis/perusahaan, dan metode indeks
berbagao faktor (the multiple-factor
index method), yang digunakan khususnya oleh para pemasar konsumen/barang
konsumsi.
2.1.2.3
Penjualan Industri dan Pangsa Pasar
Selain memperkirakan potensi total dan potensi wilayah, perusahaan
perlu mengetahui penjualan industri aktual yang terjadi di pasarnya. Tugas itu
berarti mengidentifikasi para pesaingnya dan mengestimasi penjualan mereka.
Asosiasi perdagangan industri akan sering mengumpulkan dan menerbitkan
penjualan industri total, meskipun biasanya ia tidak menyusun daftar penjualan
masing-masing perusahaan secara terpisah.
Dengan menggunakan informasi itu, masing-masing perusahaan dapat
mengevaluasi kinerjanya terhadap industri keseluruhan. Anggaplah penjualan
perusahaan tertentu meningkta 5 persen per tahun, dan penjualan indutri
meningkat 10 persen. Perusahaan itu sebenarnya kehilangan posisi relatif di
industrinya.
Cara lain untuk mengestimasi penjualan adalah dengan membeli
laporan dari perusahaan riset pemasaran yang mengaudit penjualan total dan
penjualan per merek. Sebagai contoh, Nielsen Media Research mengaudit penjualan
eceran untuk berbagai kategori produk di pasar swalayan dan toko obat serta
menjual informasi itu ke sejumlah perusahaan yang tertarik. Audit itu dapat
memberikan informasi yang berharga tentang penjualan kategori produknya secara
total dan penjualannya per merek. Perusahaan itu dapat membandingkan kinerjanya
terhadap industri total dan pesaing tertentu untuk melihat apakah ia bertambah
atau kehilangan pangsa pasar.
Para pemasar barang bisnis umumnya lebih mengalami kesulitan dalam
mengestimasi penjualan industri dan pangsa pasar. Para pemasar bisnis tidak
mempunyai perusahaan seperti Nielsen yang dapat diandalkan. Para distibutor
umumnya tidak mau memberikan informasi tentang berapa banyak produk pesaing
yang mereka jual. Oleh karena itu, para pemasar barang bisnis beroperasi dengan
hanya sedikit pengetahuan tentang pangsa pasar yang mereka didapatkan.
2.1.3
Mengestimasi Permintaan
yang akan Datang
Kita sekarang siap mengkaji metode untuk mengestimasi permintaan
yang akan datang. Sangat sedikit produk atau jasa yang mudah dibuat ramalannya.
Dari yang sedikit itu umumnya adalah produk yang level atau kecenderungan
absolutnya relatif konstan dan yang tidak mengalami persaingan (perusahaan
penyedia jasa umum) atau produk yang menghadapi persaingan yang stabil
(oligopoli murni). Di kebanyakan pasar, permintaan total dan pemintaan per
perusahaan tidak stabil, dan ramalan yang baik menjadi faktor kunci bagi
keberhasilan perusahaan. Semakin tidak stabil permintaan, semakin penting
ketepatan peramalan, dan semakin teliti prosedur peramalannya.
Para perusahaan umumnya menggunakan prosedur tiga tahap untuk
menyiapkan ramalan penjualan. Mula-mula, mereka menyiapkan ramalan perekonomian
makro, lalu diikuti oleh ramalan industri, dan setelah diikuti oleh ramalan
penjualan perusahaan. Ramalan perekonomian makro membutuhkan proyeksi tingkat
inflasi, pengangguran, tingkat suku bunga, pengeluaran konsumen, investasi bisnis
pengeluaran pemerintah, ekspor neto, dan variabel-variabel lainnya. Hasil
akhirnya adalah ramalan produk nasional bruto, yang kemudian digunakan bersama
dengan indikator-indikator lingkungan lainnya, untuk membuat ramalan penjualan
industri. Kemudian perusahaan menurunkan angka ramalan penjualannya dengan
mengasumsikan bahwa perusahaan itu akan mendapatkan sejumlah pangsa pasar
tertentu.
Bagaimana cara para perusahaan menyusun ramalan? Para perusahaan
bisa melakukannya secara internal atau memberi ramalan dari sejumlah sumber
luar seperti perusahaan riset pemasaran, yang menyusun ramalan dengan
mewawancarai pelangga, distributor, dan pihak lain yang banyak pengetahuannya;
dan perusahaan yang spesialisasinya melakukan peramalan, yang menghasilkan
ramalan jangka panjang mengenai komponen-komponen lingkungan makro tertentu,
seperti populasi, sumber daya alam, dan teknologi.
Seluruh ramalan dirancang berdasarkan satu di antara tiga dasar
informasi: apa yang dikatakan orang, apa yang akan dilakukan orang, atau apa
yang telah dilakukan orang. Dasar pertama –apa yang dikatakan orang– melibatkan
survei atas pendapat pembeli atau sejumlah pihak yang dekat dengan mereka,
seperti staf penjualan atau ahli dari luar perusahaan. Dasar pertama itu
terdiri dari tiga metode: survei atas maksud pembeli, gabungan pendapat staf
penjualan, dan pendapat para pakar. Perancangan ramalan berdasarkan atas apa
yang dilakukan orang melibatkan metode lain, yaitu menempatkan produk ke pasar
uji untuk mengukur tanggapan pembeli. Dasar yang terakhir –apa yang telah
dilakukan orang–mencakup analisis catatan tentang perilaku pembelian di masa
lalu atau penggunaan analisis deret waktu atau analisis permintaan menggunakan
statistik.
2.1.3.1
Survei Maksud Pembeli
Meramal adalah seni untuk mengantisipasi apa yang mungkin dilakukan
pembeli dalam kondisi tertentu. Karena perilaku pembeli sangat penting, para
pembeli harus disurvei. Atas barang-barang konsumsi tahan lama yang utama
(misalnya peralatan rumah tangga yang utama), beberapa organisasi riset
melakukan survei periodik mengenai maksud pembelian pelanggan.
2.1.3.2
Gabungan Pendapat Tenaga Penjual
Melibatkan tenaga penjual ke dalam peramalan akan menghasilkan
sejumlah manfaat. Para perwakilan penjualan mungkin mempunyai wawasan yang
lebih baik mengenai kecenderungan yang sedang terjadi di pasar dibandingkan
sejumlah kelompok lain. Setelah berpartisipasi dalam proses peramalan, para
perwakilan penjualan akan mempunyai keyakinan yang lebih tinggi mengenai kuota
penjualan mereka dan memperoleh insentif yang lebih besar untuk mencapainya.
Selain tiu, prosedur peramalan “akar rumut” dapat memberikan estimasi yang
sangat rinci dan terurai berdasarkan wilayah, pelanggan, dan perwakilan
penjualan.
2.1.3.3
Pendapat Pakar
Kadang-kadang, para perusahaan akan mengundang sekelompok pakar
untuk membuat ramalan. Para pakar itu saling bertukar pandangan dan
menghasilkan estimasi kelompok (metode
diskusi kelompok); atau para pakar itu membuat estimasi mereka secara
individual, dan seorang analisis akan menggabungkannya ke dalam estimasi
tunggal (gabungan estimasi individual).
Alternatifnya, para pakar itu membuat sejumlah estimasi dan asumsi individual
yang dikaji oleh perusahaan tersebut, kemudian direvisi. Berikutnya adalah
putaran estimasi dan perbaikan metode (Metode Delphi).
2.1.3.4
Analisis Penjualan Masa Lalu
Ramalan penjualan dapat disusun berdasarkan penjualan yang lalu. Analisis runtut-waktu (time series analysis) adalah berupa
penguraian runtut waktu yang lalu menjadi empat komponen (tren, siklus musiman,
dan komponen tak teratur) dan memproyeksikan komponen-komponen itu ke masa
depan. Pelancaran eksponensial (exponential smooting) ada;ah berupa
memproyeksikan penjualan periode berikut dengan cara menggabungkan rata-rata
penjualan yang lalu dan penjualan terkini, dengan memberikan bobot yang lebih
besar ke penjualan terkini. Analisis
permintaan statistikal adalah berupa pengukuran level dampak masing-masing
dari serangkaia faktor kausal (misalnya, penghasilan, pengeluaran pemasaran,
harga) pada level penjualannya. Akhirnya, analisis
ekonometrik adalah berupa penyusunan seperangkat persamaan yang
memnggambarkan sistem tertentu, yang selanjutnya menghasilkan kesesuaian dengan
sejumlah parameter secara statistik.
2.1.3.5
Metode Uji Pasar
Bila pembeli tidak merencanakan pembelian mereka secara saksama
atau para pakar tidak tersedia atau tidak dapat diandalkan, uji pasar secara
langsung perlu dilakukan. Uji pasar langsung diperlukan terutama untuk
meramalkan penjualan produk baru atau penjualan produk yang sudah ada di
wilayah atau saluran distribusi baru[3].
2.2 MENGUKUR DAN MERAMALKAN PEMASARAN BANK
2.2.1 Marketing Mix
Marketing
Mix (bauran pemasaran) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara
terpadu. Penggunaan bauran pemasaran (marketing mix) dalam dunia perbankan
dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang disesuaikan dengan kebutuhan
bank. Dalam praktiknya, konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran
untuk produk yang berupa barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk
barang jasa diperlukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang.
Kottler
menyebutkan konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari 4 P,
yaitu:
1. Product (produk)
2. Price (harga)
3. Place (tempat)
4. Promotion (promosi)
Sementara itu, Boom dan Bitner menambahkan
dalam bisnis jasa, bauran pemasaran disamping 4 P seperti yang dikemukakan di
atas, terdapat 3 P yaitu:
1. People (orang);
2. Physical Evidence (bukti fisik);
3. Process.
Secara keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran
(marketing mix) untuk produk jasa jika digabungkan menjadi 7 P, yaitu:
1. Product (produk);
2. Price (harga);
3. Place (tempat);
4. Promotion (promosi);
5. People (orang);
6. Physical Evidence (bukti fisik);
7. Process.
Dalam rangka memenangkan persaingan antara
bank dalam menjalankan bauran pemasarannya dapat dilakukan berbagai strategi.
Akan tetapi, ketepatan penggunaan strategi bauran pemasaran jasa suatu bank
ditentukan antara lain melalui kualitas jasa yang ditawarkan. Keberhasilan
faktor ini dapat diukur melalui hal-hal berikut.
1. Kualitas jasa yang dirasakan pelanggan. Artinya apa yang diterima
nasabah pada saat penerimaan atau membeli jasa yang ditawarkan bank.
2. Jasa yang diharapkan pelanggan. Artinya apa yang dirasakan nasabah
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan terhadap jasa yang dibelinya.
Kemudian
kualitas jasa yang ditawarkan ditentukan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Menurut beberapa ahli pemasaran paling tidak ada 5 unsur yang
menentukan kualitas jasa, yaitu sebagai berikut.
1. Tangible (bukti nyata)
Artinya, jasa yang berkualitas dilihat dari
fasilitas fisik seperti gedung kantor, ruangan, pakaian dan penampilan petugas
karyawan, lokasi pelayanan serta fasilitas kantor.
2. Empathy (empati)
Artinya, jasa yang berkualitas mencakup
kemudahan komunikasi dan pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan, seperti sikap,
kewajaran yang ditawarkan, kesediaan membantu nasabah, menanggapi setiap
permintaan nasabah, kesopanan karyawan, perhatian kepada kepentingan dan
kebutuhan nasabah.
3. Realiability (keandalan)
Artinya, jasa yang berkualitas meliputi kepercayaan
kepada institusi, akurasi catatan nasabah dan kepercayaan nasabah kepada
karyawan.
4. Responsivenes (daya tanggap)
Artinya, asa yang berkualitas mencakup kecepatan
layanan karyawan dan dukungan institusi pada karyawan.
5. Assurance (jaminan/kepastian)
Artinya, jasa yang berkualitas mencakup janji
institusi kepada pelangan, penetapan waktu pemberian jasa, keamanan
bertransaksi, penetapan waktu operasi, dan kepastian jasa yang diberikan.[4]
Dari
konsep dalam Marketing Mix, maka
kami simpulkan dalam mengukur dan meramalkan pemasaran bank diperlukan beberapa
hal, yaitu:
2.2.1.1 Strategi Produk
Yang paling utama untuk menarik perhatian
dan minat nasabah adalah keunggulan produk yang dimiliki oleh bank itu sendiri,
karena semakin lama nasabah tidak mau asal memakai atau menggunakan sembarang
produk yang ditawarkan oleh bank. [5]Keunggulan
ini harus dimiliki jika dibandingkan dengan produk lain dan untuk memberikan
keunggulan, maka bank perlu melakukan strategi produk. Strategi produk yang
dilakukan oleh perbankan dalam mengembangkan suatu produk adalah sebagai
berikut.
1. Penentuan Loga dan Moto
2. Menciptakan Merek
3. Menciptakan Kemasan
4. Keputusan Label
2.2.1.2 Strategi Harga
Dalam penentuan harga digunakan beberapa
metide yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Metode penentuan suatu harga
produk bank secara umum terdapat beberapa model, antara lain sebagai berikut:
1. Modifikasi harga atau diskriminasi, yaitu:
a) Menurut Pelanggan, yaitu harga yang dibedakan berdasarkan nasabah utama
(primer) atau nasabah biasa (sekunder).
b) Menurut bentu produk, harga ditentukan berdasarkan bentuk produk atau
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk.
c) Menurut tempat, yaitu harga yang ditentukan berdasarkan lokasi cabang
bank di mana produk atau jasa ditawarkan.
d) Menurut waktu, yaitu harga yang ditentukan berdasarkan periode atau
masa.
2. Penetapan harga untuk produk baru
a) Market skimming pricing, yaitu harga awal produk yang ditetapkan
setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa produk atau jasa memiliki kualitas
tinggi.
b) Market penetration pricing, yaitu dengan menetapkan harga yang serendah
mungkin dengan tujuan untuk menguasai pasar.
3. Metode penetapan harga
a) Cost plus pricing
FC
Total
Sales
Dimana:
Variable Cost (VC) = Biaya Variabel
Fixed Cost (FC) = Biaya Tetap
Total Sales (TS) = Total Penjualan
Ilustrasi:
VC = Rp 10,00
FC = Rp 640.000,00
TS = Rp 100.000 unit
Harga Pokok = 10 + 640.000,00 = Rp 16,4 per
unit
100.000
b) Cost plus pricing dengan mark up
Jika perusahaan mengharapkan laba 20%
(1-Laba
yang diinginkan)
(
1 + 0,2 )
c) Marginal Pricing
Yaitu dengan menghitung total marginal cost ditambah
laba yang diinginkan.
d) Non Cost Pricing
Yaitu harga yang didasarkan kepada mekanisme
permintaan dan penawaran, dalam hal ini bank harus menyesuaikan dengan kondisi
yang terbentuk di pasar.
e) Break even pricing (BEP) atau Target Pricing
Yaitu harga ditentukan berdasarkan titik impas.
P
f) Percieved Value pricing
Yaitu harga ditentukan oleh kesan pembeli
(persepsi) terhadap produk yang ditawarkan.
2.2.1.3 Strategi Tempat
Penentuan lokasi bagi perbankan ditekankan
kepada lokasi cabang baik cabang utama, cabang pembantu, atau kantor kas.
Penentuan loasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat
penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau setiap lokasi bank
yang ada. Demikian pula sarana dan prasarana harus memberikan rasa yang nyaman
dan aman kepada seluruh nasabah yang berhubungan dengan bank.
2.2.1.4 Strategi Promosi
Promosi merupakan kegiatan marketing yang
juga sangat penting. Promosi bisa dilakukan dengan cara:
1. Periklanan (advertising)
2. Promosi penjualan (sales promotion)
3. Publisitas (publicity)
4. Penjualan pribadi (personal selling)
2.2.1.5 People
Tujuan utama dalam konsep adalah bagaimana
menarik nasabah dan mempertahankan nasabah, melalui penilaian nasabah terhadap
produk dan pelayanan yang diberikan oleh bank. Bank bisa menghitung sendiri
bagaimana produknya bisa terjual dengan cara mengukur kepuasan nasabah. Formula
yang digunakan untuk menentukan kepuasan nasabah adalah sebagai berikut:
S
= f (E,P)
Di mana:
S = Satisfaction (kepuasan)
E = Expectation (harapan)
P = Perceived Performance (kinerja yang dirasakan)
2.2.1.6 Analisis Pesaing
Dalam menganalisis pesaing dapat melalui
intelejen pemasaran yang dimiliki bank maupun dari sumber informasi lain. Hal
yang perlu diketahui dari pesaing dan terus menerus dipantau oleh bank dengan
cara membandingkan produk pesaing baik mutu, kemasan, label, atau lainnya
dengan produk yang dimiliki bank. Kemudian juga membandingkan kelebihan produk
yang dimiliki oleh pesaing berikut kelemahan yang dimilikinya.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mengukur dan meramalkan pasar merupakan aspek penting
untuk terjun ke pasar. Mengukur dan
meramalkan pasar sangat berkaitan erat dengan konsep-konsep
dalam pengukuran permintaan. Dalam konsep-konsep
pengukuran permintaan berkenaan dengan permintaan pasar, permintaan perusahaan, ramalan
penjualan perusahaan.
Selain itu juga dalam
mengukur dan meramalkan permintaan pasar juga memerlukan mengestimasikan
permintaan saat ini dan masa depan. Dalam
mengestimasi saat ini berupa potensi pasar total , potensi
pasar wilayah penjualan
industri pangsa pasar. Sedangkan dalam
mengestimasikan permintaan pasar masa depan berupa survei maksud pembeli, gabungan pendapat staf penjual, pendapat pakar, analisis
penjualan masa lalu dan metode pengujian pasar.
Untuk mengukur dan meramalkan pemasaran
bank sendiri juga tak jauh berbeda dengan mengukur dan meramalkan pasar secara
umum atau dalam sektor bisnis lain. Dalam mengukur dan meramalkan pemasaran
bank ada Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan kegiatan pemasaran yang
dilakukan secara terpadu. Dari marketing mix dapat ditarik kesimpulan mengukur
dan meramalkan pemasaran bank meliputi strategi produk, strategi harga,
strategi tempat, strategi promosi, people, dan analisis pesaing.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Taufiq, 2005, Dinamika Pemasaran
Jelajah & Rasakan, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Kasmir,
2002, Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Philip kotler, 2005, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT INDEKS kelompok GRAMEDIA.
Philip
kotler, dkk.,2002, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta
[2] Philip kotler, dkk., Manajemen Pemasaran Perspektif
Asia, (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. 2000) hlm.334
[4] Dr. Kasmir, S.E., M.M., Manajemen Perbankan.(Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.2012) hlm 213-216
[6] Dr. Kasmir, S.E., M.M., Manajemen Perbankan.(Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.2012) hlm 216-277
Tidak ada komentar:
Posting Komentar