Minggu, 31 Mei 2015

Makalah Mengukur dan Meramalkan Pasar By Sani



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setelah memahami sistem informasi dan riset pemasaran serta segmentasi dalam pemasaran, maka timbulah bagaimana kajian tentang mengukur dan meramalkan pasar. Pasar yang adalah tempat terjadinya interaksi permintaan dan penawaran antara penjual dan pembeli. Untuk terjun ke pasar, suatu perusahaan harus mempersiapkan ramalan penjualan yang akurat. Ramalan digunakan departemen keuangan untuk meningkatkan kas yang diperlukan untuk investasi dan operasi.
Dalam mengukur dan meramalkan pasar  baik dalam pasar secara umum maupun dalam pemasaran produk-produk bank. Ada beberapa hal yang sangat penting untuk di amati. Dalam pengamatan mengukur dan meramalkan pasar manajemen berperan sangat penting.
1.2  Rumusan Masalah
·         Konsep utama apa yang terdapat dalam pengukuran dan peramalan pasar ?
·         Bagaimana mengestimasi permintaan pasar saat ini ?
·         Bagaimana mengestimasi permintaan di masa datang ?
·         Bagaimana konsep mengukur dan meramalkan pemasaran bank ?
1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yakni :
·         Memenuhi salah satu tugas mata kuliah  Manajemen Perbankan
·         Menambah pengetahuan serta wawasan mengenai Mengukur dan meramalkan Pasar secara umun dan mengukur dan meramalkan dalm pemasaran perbankan
·         Memberikan gambaran tentang Mengukur dan meramalkan Pasar secara umun dan mengukur dan meramalkan dalm pemasaran perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. MENGUKUR DAN MERAMALKAN PASAR
Istilah “Direct Marketing“ dewasa ini sepertinya membangkitkan keragaman kesan rahasia di dalam pemikiran para manajer yang bertanggung jawab menerapkan program-program pemasaran dan penjualan. Pemasaran langsung (direct marketing) bisa menjadi alat ukur kinerja pemasaran produk atau jasa yang kita hasilkan dan berhubungan secara langsung dengan profitabilitas. Kata kunci dalam memproduksi suatu kampanye yang menguntungkan adalah perencanaan.
Perencanaan merupakan hal mutlak yang perlu kita lakukan dalam mengembangkan rencana pemasaran yang komprehensif, jika kita ingin mencapai baik kinerja maupun profitabilitas. Sebagai seorang Direct Marketer (Pemasar Pemasaran Langsung), sangatlah penting untuk selalu ingat bahwa asset paling penting yang kita miliki bukan ‘Produk‘, tetapi ‘Pelanggan‘, juga bukan ‘Pembelian’ tetapi ‘ Pembeli’ . Perencanaan yang baik haruslah dapat digunakan untuk membantu kita mengenali pasar-pasar sasaran khusus kita dan memberikan pemahaman yang jelas sekali tentang kebutuhan dan sikap mereka. Untuk melakukan ini kita perlu :
  1. Lakukan penelitian pasar tentang pelanggan kita pada saat ini untuk menentukan apa yang mereka senangi/tidak senangi dalam berurusan dengan organisasi kita dan bagaimana mereka merasakan produk atau jasa kita.
  2. Buat analisis sifat-sifat dasar para pelanggan kita yang ada pada saat ini untuk mengetahui apa yang mereka miliki pada umumnya.
  3. Tentukan siapa yang paling menikmati manfaat dari penggunaan produk atau jasa kita.
Sasaran kegiatan-kegiatan tersebut adalah pasar yang ingin kita capai, apakah itu business to business ( untuk industri ) atau kepada konsumen. Dari uraian diatas kita dapat mengetahui bahwa pasar adalah para pelanggan potensial dan pelanggan-pelanggan yang sudah ada. Masing-masing kelompok diperlakukan berbeda dan masing-masing masuk ke dalam tempat kedudukannya yang istimewa di dalam siklus penjualan kita.
Segmen pelanggan potensial dan pelanggan yang sudah ada yang kita pilih untuk dijadikan sasaran ditentukan oleh target yang telah kita tetapkan dalam perencanaan. Misalnya, bila target kita adalah meningkatkan besarnya perkiraan, sasaran yang jelas adalah segmen data pelanggan yang ada yang mempunyai potensi pertumbuhan terbesar. Dalam perencanaan ada beberapa hal strategis yang harus dilakukan, hal tersebut berhubungan erat dengan success produk/jasa kita di pasar, yaitu ;
-          Produk /Jasa
Pastikan bahwa cara mendapatkan dan menggunakan produk/jasa kita dijelaskan dengan tepat kepada pelanggan, demikian juga manfaat-manfaatnya. Jangan mengaburkan bentuk produk/jasa dengan manfaat. Rincilah apa yang istimewa atau unik tentang produk/jasa kita dan bagaimana produk/jasa tersebut akan memberi manfaat kepada orang atau organisasi yang ingin kita raih.
-          Penawaran
Penawaran mungkin hanyalah salah satu unsur strategi, akan tetapi dapat berpengaruh besar pada hasil-hasil yang akan kita capai. Penawaran kita bukanlah hal apa-apa, hanya sebuah usulan yang memuaskan keinginan pokok pembeli/pelanggan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih untuk uang mereka. Penawaran yang tepat dapat memberi sumbangan sampai 40 % kearah tercapainya hasil-hasil kampanye kita. Penawaran itu harus sesuai dan layak untuk pasar sasaran kita, semakin cepat pasar sasaran kita memahami apa penawaran yang kita tawarkan dan apa yang terkandung didalamnya bagi mereka, akan semakin besar peluang mencapai keberhasilan.
-          Media
Apa cara paling efisien dan efektif, biaya yang untuk mencapai orang atau orang-orang yang perlu anda raih ? apakah dengan menggunakan iklan tercetak di surat kabar atau majalah, atau mungkin melalui televisi atau radio, atau bahkan melalui Direct Mail. Ini merupakan bidang yang akan ditentukan oleh anggaran belanja dan pengetahuan kita tentang siapa yang harus kita raih.
-          Pelaksanaan yang kreatif
Strategi yang kreatif harus merupakan bagian yang fleksibel. Kita harus melangkah maju dengan satu-satunya cara ini bila unsur lain dari rencana tersebut telah dirumuskan dengan jelas.
-          Penentuan Waktu
Sering kali cara yang paling baik untuk menyusun hal ini adalah menggunakan batas waktu khusus yang dipaksakan kepada kita karena sifat produk atau jasa yng kita promosikan. Sebagai contoh, bila kita menyelenggarakan seminar, titik awal kita adalah tanggal pelaksanaan seminar tersebut dan kita harus mengerjakannya dengan berjalan mundur dari titik awal tersebut.

2.1.1    Pengukuran Pernintaan Pasar
Pengukuran permintaan pasar adalah volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu dalam wilayah geografis tertentu dalam periode waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu di bawah program pemasaran tertentu.

Konsep-konsep dalam pengukuran permintaan:
2.1.1.1 Permintaan Pasar
Permintaan pasar bukan merupakan angka yang tetap, melainkan merupakan fungsi dari sejumlah kondisi tertentu. Karena alasan itu, permintaan pasar dapat disebut fungsi permintaan pasar.  Adalah penting untuk menekankan bahwa fungsi permintaan pasar bukan gambaran permintaan pasar alternatif dari waktu ke waktu. Melainkan, kurva itu menunjukkan ramalan permintaan pasar terbaru akibat dari berbagai alternatif level usaha pemasaran industri yang mungkin dalam periode terkini.
2.1.1.2 Permintaan Perusahaan
Permintaan perusahaan adalah estimasi pangsa permintaan pasar perusahaan tersebut pada sejumlah level alternatif usaha pemasaran perusahaan pada periode waktu yang sudah tertentu. Pangsa permintaan pasar suatu perusahaan bergantung pada bagaimana produk, pelayanan, harga, komunikasi, dan aspek lain di perusahaan tersebut dipandang oleh konsumen bila dibandingkan dengan para pesaingnya. Bila hal-hal lainnya sama, pangsa pasar perusahaan akan bergantung pada ukuran dan efektivitas pengeluaran pasarnya bila dibandingkan dengan pengeluaran para pesaingnya.
2.1.1.3 Ramalan Penjualan Perusahaan
Setelah para pemasar membuat estimasi permintaan perusahaan, tugas mereka selanjutnya adalah memilih level usaha pemasaran. Level yang dipilih itu akan menghasilkan level penjualan yang diharapkan. Ramalan penjualan perusahaan adalah level penjualan perusahaan yang diharapkan, yakni yang dihitung berdasarkan rencana pemasaran yang dipilih dan lingkungan pemasaran yang diasumsikan.[1]
2.1.2 Mengestimasikan Permintaan saat ini
Kita sekarang siap mengkaji sejumlah metode praktis guna mengestimasi permintaan pasar terkini. Para eksekutif pemasaran ingin mengestimasi potensi pasar total, potensi pasar wilayah, dan penjualan industri total serta pangsa pasar.
2.1.2.1 Potensi Pasar Total
Potensi pasar total adalah jumlah penjualan maksimum yang mungkin tersedia bagi seluruh perusahaan pada industri tertentu selama periode yang sudah tertentu, bila sudah diketahui level usaha pemasaran industri dan kondisi lingkungannya. Cara umum untuk mengestimasi potensi pasar total adalah sebagai berikut:
Q= nqp
Dimana:
Q= potensi pasar total
n= jumlah pembeli produk atau dalam pasar tertentu berdasarkan asumsi yang ditetapkan.
q= jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli
p= harga unit rata-rata[2]
2.1.2.2 Potensi Pasar Wilayah
Perusahaan-perusahaan menghadapi masalah dalam memilih wilayah terbaik dan mengalokasikan anggaran pemasaran mereka secara optimal ke berbagai wilayah tersebut. Karena itu mereka perlu mengestimasi potensi pasar sejumlah kota, negara bagian, dan negara yang berbeda-beda. Ada dua metode utama yang digunakan untuk menilai potensi pasar wilayah: metode pembentukan pasar (the market-buildup method), yang digunakan khususnya oleh para pemasar bisnis/perusahaan, dan metode indeks berbagao faktor (the multiple-factor index method), yang digunakan khususnya oleh para pemasar konsumen/barang konsumsi.

2.1.2.3 Penjualan Industri dan Pangsa Pasar
Selain memperkirakan potensi total dan potensi wilayah, perusahaan perlu mengetahui penjualan industri aktual yang terjadi di pasarnya. Tugas itu berarti mengidentifikasi para pesaingnya dan mengestimasi penjualan mereka. Asosiasi perdagangan industri akan sering mengumpulkan dan menerbitkan penjualan industri total, meskipun biasanya ia tidak menyusun daftar penjualan masing-masing perusahaan secara terpisah.
Dengan menggunakan informasi itu, masing-masing perusahaan dapat mengevaluasi kinerjanya terhadap industri keseluruhan. Anggaplah penjualan perusahaan tertentu meningkta 5 persen per tahun, dan penjualan indutri meningkat 10 persen. Perusahaan itu sebenarnya kehilangan posisi relatif di industrinya.
Cara lain untuk mengestimasi penjualan adalah dengan membeli laporan dari perusahaan riset pemasaran yang mengaudit penjualan total dan penjualan per merek. Sebagai contoh, Nielsen Media Research mengaudit penjualan eceran untuk berbagai kategori produk di pasar swalayan dan toko obat serta menjual informasi itu ke sejumlah perusahaan yang tertarik. Audit itu dapat memberikan informasi yang berharga tentang penjualan kategori produknya secara total dan penjualannya per merek. Perusahaan itu dapat membandingkan kinerjanya terhadap industri total dan pesaing tertentu untuk melihat apakah ia bertambah atau kehilangan pangsa pasar.
Para pemasar barang bisnis umumnya lebih mengalami kesulitan dalam mengestimasi penjualan industri dan pangsa pasar. Para pemasar bisnis tidak mempunyai perusahaan seperti Nielsen yang dapat diandalkan. Para distibutor umumnya tidak mau memberikan informasi tentang berapa banyak produk pesaing yang mereka jual. Oleh karena itu, para pemasar barang bisnis beroperasi dengan hanya sedikit pengetahuan tentang pangsa pasar yang mereka didapatkan.
2.1.3 Mengestimasi Permintaan yang akan Datang
Kita sekarang siap mengkaji metode untuk mengestimasi permintaan yang akan datang. Sangat sedikit produk atau jasa yang mudah dibuat ramalannya. Dari yang sedikit itu umumnya adalah produk yang level atau kecenderungan absolutnya relatif konstan dan yang tidak mengalami persaingan (perusahaan penyedia jasa umum) atau produk yang menghadapi persaingan yang stabil (oligopoli murni). Di kebanyakan pasar, permintaan total dan pemintaan per perusahaan tidak stabil, dan ramalan yang baik menjadi faktor kunci bagi keberhasilan perusahaan. Semakin tidak stabil permintaan, semakin penting ketepatan peramalan, dan semakin teliti prosedur peramalannya.
Para perusahaan umumnya menggunakan prosedur tiga tahap untuk menyiapkan ramalan penjualan. Mula-mula, mereka menyiapkan ramalan perekonomian makro, lalu diikuti oleh ramalan industri, dan setelah diikuti oleh ramalan penjualan perusahaan. Ramalan perekonomian makro membutuhkan proyeksi tingkat inflasi, pengangguran, tingkat suku bunga, pengeluaran konsumen, investasi bisnis pengeluaran pemerintah, ekspor neto, dan variabel-variabel lainnya. Hasil akhirnya adalah ramalan produk nasional bruto, yang kemudian digunakan bersama dengan indikator-indikator lingkungan lainnya, untuk membuat ramalan penjualan industri. Kemudian perusahaan menurunkan angka ramalan penjualannya dengan mengasumsikan bahwa perusahaan itu akan mendapatkan sejumlah pangsa pasar tertentu.
Bagaimana cara para perusahaan menyusun ramalan? Para perusahaan bisa melakukannya secara internal atau memberi ramalan dari sejumlah sumber luar seperti perusahaan riset pemasaran, yang menyusun ramalan dengan mewawancarai pelangga, distributor, dan pihak lain yang banyak pengetahuannya; dan perusahaan yang spesialisasinya melakukan peramalan, yang menghasilkan ramalan jangka panjang mengenai komponen-komponen lingkungan makro tertentu, seperti populasi, sumber daya alam, dan teknologi.
Seluruh ramalan dirancang berdasarkan satu di antara tiga dasar informasi: apa yang dikatakan orang, apa yang akan dilakukan orang, atau apa yang telah dilakukan orang. Dasar pertama –apa yang dikatakan orang– melibatkan survei atas pendapat pembeli atau sejumlah pihak yang dekat dengan mereka, seperti staf penjualan atau ahli dari luar perusahaan. Dasar pertama itu terdiri dari tiga metode: survei atas maksud pembeli, gabungan pendapat staf penjualan, dan pendapat para pakar. Perancangan ramalan berdasarkan atas apa yang dilakukan orang melibatkan metode lain, yaitu menempatkan produk ke pasar uji untuk mengukur tanggapan pembeli. Dasar yang terakhir –apa yang telah dilakukan orang–mencakup analisis catatan tentang perilaku pembelian di masa lalu atau penggunaan analisis deret waktu atau analisis permintaan menggunakan statistik.
2.1.3.1 Survei Maksud Pembeli
Meramal adalah seni untuk mengantisipasi apa yang mungkin dilakukan pembeli dalam kondisi tertentu. Karena perilaku pembeli sangat penting, para pembeli harus disurvei. Atas barang-barang konsumsi tahan lama yang utama (misalnya peralatan rumah tangga yang utama), beberapa organisasi riset melakukan survei periodik mengenai maksud pembelian pelanggan.
2.1.3.2 Gabungan Pendapat Tenaga Penjual
Melibatkan tenaga penjual ke dalam peramalan akan menghasilkan sejumlah manfaat. Para perwakilan penjualan mungkin mempunyai wawasan yang lebih baik mengenai kecenderungan yang sedang terjadi di pasar dibandingkan sejumlah kelompok lain. Setelah berpartisipasi dalam proses peramalan, para perwakilan penjualan akan mempunyai keyakinan yang lebih tinggi mengenai kuota penjualan mereka dan memperoleh insentif yang lebih besar untuk mencapainya. Selain tiu, prosedur peramalan “akar rumut” dapat memberikan estimasi yang sangat rinci dan terurai berdasarkan wilayah, pelanggan, dan perwakilan penjualan.
2.1.3.3 Pendapat Pakar
Kadang-kadang, para perusahaan akan mengundang sekelompok pakar untuk membuat ramalan. Para pakar itu saling bertukar pandangan dan menghasilkan estimasi kelompok (metode diskusi kelompok); atau para pakar itu membuat estimasi mereka secara individual, dan seorang analisis akan menggabungkannya ke dalam estimasi tunggal (gabungan estimasi individual). Alternatifnya, para pakar itu membuat sejumlah estimasi dan asumsi individual yang dikaji oleh perusahaan tersebut, kemudian direvisi. Berikutnya adalah putaran estimasi dan perbaikan metode (Metode Delphi).
2.1.3.4 Analisis Penjualan Masa Lalu
Ramalan penjualan dapat disusun berdasarkan penjualan yang lalu. Analisis runtut-waktu (time series analysis) adalah berupa penguraian runtut waktu yang lalu menjadi empat komponen (tren, siklus musiman, dan komponen tak teratur) dan memproyeksikan komponen-komponen itu ke masa depan. Pelancaran eksponensial (exponential smooting) ada;ah berupa memproyeksikan penjualan periode berikut dengan cara menggabungkan rata-rata penjualan yang lalu dan penjualan terkini, dengan memberikan bobot yang lebih besar ke penjualan terkini. Analisis permintaan statistikal adalah berupa pengukuran level dampak masing-masing dari serangkaia faktor kausal (misalnya, penghasilan, pengeluaran pemasaran, harga) pada level penjualannya. Akhirnya, analisis ekonometrik adalah berupa penyusunan seperangkat persamaan yang memnggambarkan sistem tertentu, yang selanjutnya menghasilkan kesesuaian dengan sejumlah parameter secara statistik.
2.1.3.5 Metode Uji Pasar
Bila pembeli tidak merencanakan pembelian mereka secara saksama atau para pakar tidak tersedia atau tidak dapat diandalkan, uji pasar secara langsung perlu dilakukan. Uji pasar langsung diperlukan terutama untuk meramalkan penjualan produk baru atau penjualan produk yang sudah ada di wilayah atau saluran distribusi baru[3].





2.2 MENGUKUR DAN MERAMALKAN PEMASARAN BANK
2.2.1 Marketing Mix
Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Penggunaan bauran pemasaran (marketing mix) dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang disesuaikan dengan kebutuhan bank. Dalam praktiknya, konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran untuk produk yang berupa barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk barang jasa diperlukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang.
Kottler menyebutkan konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari 4 P, yaitu:
1.      Product (produk)
2.      Price (harga)
3.      Place (tempat)
4.      Promotion (promosi)
Sementara itu, Boom dan Bitner menambahkan dalam bisnis jasa, bauran pemasaran disamping 4 P seperti yang dikemukakan di atas, terdapat 3 P yaitu:
1.      People (orang);
2.      Physical Evidence (bukti fisik);
3.      Process.
Secara keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran (marketing mix) untuk produk jasa jika digabungkan menjadi 7 P, yaitu:
1.      Product (produk);
2.      Price (harga);
3.      Place (tempat);
4.      Promotion (promosi);
5.      People (orang);
6.      Physical Evidence (bukti fisik);
7.      Process.
Dalam rangka memenangkan persaingan antara bank dalam menjalankan bauran pemasarannya dapat dilakukan berbagai strategi. Akan tetapi, ketepatan penggunaan strategi bauran pemasaran jasa suatu bank ditentukan antara lain melalui kualitas jasa yang ditawarkan. Keberhasilan faktor ini dapat diukur melalui hal-hal berikut.
1.      Kualitas jasa yang dirasakan pelanggan. Artinya apa yang diterima nasabah pada saat penerimaan atau membeli jasa yang ditawarkan bank.
2.      Jasa yang diharapkan pelanggan. Artinya apa yang dirasakan nasabah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan terhadap jasa yang dibelinya.
Kemudian kualitas jasa yang ditawarkan ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut beberapa ahli pemasaran paling tidak ada 5 unsur yang menentukan kualitas jasa, yaitu sebagai berikut.
1.      Tangible (bukti nyata)
Artinya, jasa yang berkualitas dilihat dari fasilitas fisik seperti gedung kantor, ruangan, pakaian dan penampilan petugas karyawan, lokasi pelayanan serta fasilitas kantor.
2.      Empathy (empati)
Artinya, jasa yang berkualitas mencakup kemudahan komunikasi dan pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan, seperti sikap, kewajaran yang ditawarkan, kesediaan membantu nasabah, menanggapi setiap permintaan nasabah, kesopanan karyawan, perhatian kepada kepentingan dan kebutuhan nasabah.
3.      Realiability (keandalan)
Artinya, jasa yang berkualitas meliputi kepercayaan kepada institusi, akurasi catatan nasabah dan kepercayaan nasabah kepada karyawan.
4.      Responsivenes (daya tanggap)
Artinya, asa yang berkualitas mencakup kecepatan layanan karyawan dan dukungan institusi pada karyawan.
5.      Assurance (jaminan/kepastian)
Artinya, jasa yang berkualitas mencakup janji institusi kepada pelangan, penetapan waktu pemberian jasa, keamanan bertransaksi, penetapan waktu operasi, dan kepastian jasa yang diberikan.[4]
 Dari konsep  dalam Marketing Mix, maka kami simpulkan dalam mengukur dan meramalkan pemasaran bank diperlukan beberapa hal, yaitu:
2.2.1.1  Strategi Produk
Yang paling utama untuk menarik perhatian dan minat nasabah adalah keunggulan produk yang dimiliki oleh bank itu sendiri, karena semakin lama nasabah tidak mau asal memakai atau menggunakan sembarang produk yang ditawarkan oleh bank. [5]Keunggulan ini harus dimiliki jika dibandingkan dengan produk lain dan untuk memberikan keunggulan, maka bank perlu melakukan strategi produk. Strategi produk yang dilakukan oleh perbankan dalam mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut.
1.      Penentuan Loga dan Moto
2.      Menciptakan Merek
3.      Menciptakan Kemasan
4.      Keputusan Label
2.2.1.2 Strategi Harga
Dalam penentuan harga digunakan beberapa metide yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Metode penentuan suatu harga produk bank secara umum terdapat beberapa model, antara lain sebagai berikut:
1.      Modifikasi harga atau diskriminasi, yaitu:
a)      Menurut Pelanggan, yaitu harga yang dibedakan berdasarkan nasabah utama (primer) atau nasabah biasa (sekunder).
b)      Menurut bentu produk, harga ditentukan berdasarkan bentuk produk atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk.
c)      Menurut tempat, yaitu harga yang ditentukan berdasarkan lokasi cabang bank di mana produk atau jasa ditawarkan.
d)     Menurut waktu, yaitu harga yang ditentukan berdasarkan periode atau masa.
2.      Penetapan harga untuk produk baru
a)      Market skimming pricing, yaitu harga awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa produk atau jasa memiliki kualitas tinggi.
b)      Market penetration pricing, yaitu dengan menetapkan harga yang serendah mungkin dengan tujuan untuk menguasai pasar.
3.      Metode penetapan harga
a)      Cost plus pricing
                                                           FC
Harga Pokok            VC +  
                                                                            Total Sales
Dimana:
Variable Cost (VC)                = Biaya Variabel
Fixed Cost (FC)                     = Biaya Tetap
Total Sales (TS)                      = Total Penjualan
Ilustrasi:
VC = Rp 10,00
FC = Rp 640.000,00
TS = Rp 100.000 unit

Harga Pokok = 10 + 640.000,00 = Rp 16,4 per unit
                                   100.000
b)      Cost plus pricing dengan mark up
Jika perusahaan mengharapkan laba 20%
Harga dengan Mark up =       Harga Pokok (unit)
                                           (1-Laba yang diinginkan)

Harga dengan mark up =        Rp 640.000,00         = Rp 166.666,00
                                                    ( 1 + 0,2 )
c)      Marginal Pricing
Yaitu dengan menghitung total marginal cost ditambah laba yang diinginkan.

d)     Non Cost Pricing
Yaitu harga yang didasarkan kepada mekanisme permintaan dan penawaran, dalam hal ini bank harus menyesuaikan dengan kondisi yang terbentuk di pasar.

e)      Break even pricing (BEP) atau Target Pricing
Yaitu harga ditentukan berdasarkan titik impas.

BEP =      FC                atau   BEP =      FC
              P – VC                                 1 – VC
                                                                  P

f)       Percieved Value pricing
Yaitu harga ditentukan oleh kesan pembeli (persepsi) terhadap produk yang ditawarkan.

2.2.1.3 Strategi Tempat
Penentuan lokasi bagi perbankan ditekankan kepada lokasi cabang baik cabang utama, cabang pembantu, atau kantor kas. Penentuan loasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Demikian pula sarana dan prasarana harus memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh nasabah yang berhubungan dengan bank.
2.2.1.4 Strategi Promosi
Promosi merupakan kegiatan marketing yang juga sangat penting. Promosi bisa dilakukan dengan cara:
1.      Periklanan (advertising)
2.      Promosi penjualan (sales promotion)
3.      Publisitas (publicity)
4.      Penjualan pribadi (personal selling)
2.2.1.5 People
Tujuan utama dalam konsep adalah bagaimana menarik nasabah dan mempertahankan nasabah, melalui penilaian nasabah terhadap produk dan pelayanan yang diberikan oleh bank. Bank bisa menghitung sendiri bagaimana produknya bisa terjual dengan cara mengukur kepuasan nasabah. Formula yang digunakan untuk menentukan kepuasan nasabah adalah sebagai berikut:
                            S = f (E,P)
Di mana:
S = Satisfaction (kepuasan)
E = Expectation (harapan)
P = Perceived Performance (kinerja yang dirasakan)

2.2.1.6 Analisis Pesaing

Dalam menganalisis pesaing dapat melalui intelejen pemasaran yang dimiliki bank maupun dari sumber informasi lain. Hal yang perlu diketahui dari pesaing dan terus menerus dipantau oleh bank dengan cara membandingkan produk pesaing baik mutu, kemasan, label, atau lainnya dengan produk yang dimiliki bank. Kemudian juga membandingkan kelebihan produk yang dimiliki oleh pesaing berikut kelemahan yang dimilikinya.[6]







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mengukur dan meramalkan pasar merupakan aspek penting untuk terjun ke pasar.  Mengukur dan meramalkan pasar sangat berkaitan erat dengan konsep-konsep dalam pengukuran permintaan. Dalam konsep-konsep pengukuran permintaan berkenaan dengan permintaan pasar,  permintaan perusahaan, ramalan penjualan perusahaan.
Selain itu juga dalam mengukur dan meramalkan permintaan pasar juga memerlukan mengestimasikan  permintaan saat ini dan masa depan. Dalam mengestimasi saat ini berupa   potensi pasar total , potensi pasar wilayah   penjualan industri pangsa pasar. Sedangkan dalam mengestimasikan permintaan pasar masa depan berupa survei maksud pembeli, gabungan pendapat staf penjual,  pendapat pakar,  analisis penjualan masa lalu dan   metode pengujian pasar.
Untuk mengukur dan meramalkan pemasaran bank sendiri juga tak jauh berbeda dengan mengukur dan meramalkan pasar secara umum atau dalam sektor bisnis lain. Dalam mengukur dan meramalkan pemasaran bank ada Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Dari marketing mix dapat ditarik kesimpulan mengukur dan meramalkan pemasaran bank meliputi strategi produk, strategi harga, strategi tempat, strategi promosi, people, dan analisis pesaing.


 




DAFTAR PUSTAKA
Amir Taufiq, 2005, Dinamika Pemasaran Jelajah & Rasakan, Jakarta: PT  RajaGrafindo Persada.
Kasmir, 2002, Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Philip kotler, 2005, Manajemen Pemasaran,  Jakarta: PT INDEKS kelompok GRAMEDIA.

Philip kotler, dkk.,2002, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, Yogyakarta: ANDI Yogyakarta






[1]  Philip kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT INDEKS kelompok GRAMEDIA.2005) hlm.162-163
[2] Philip kotler, dkk., Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. 2000) hlm.334
[3] Philip kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT INDEKS kelompok GRAMEDIA, 2005) hlm.164-170
[4] Dr. Kasmir, S.E., M.M., Manajemen Perbankan.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2012) hlm 213-216
[5]M. Taufiq Amir, Dinamika  Pemasaran Jelajah & Rasakan,( Jakarta: PT  RajaGrafindo Persada) hlm 19
[6] Dr. Kasmir, S.E., M.M., Manajemen Perbankan.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2012) hlm 216-277

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penusukan Syekh Al Jabir

  Penulis Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya | Editor David Oliver Purba LAMPUNG   KOMPAS.com – Ulama dan pendakwah Syekh Ali Jaber meminta...